Jumat, 28 September 2012

lagu tensis 16


Lagu Tensis 16
Dengan irama lagu  “ tinggal kenangan ” karamel
I sing a song
I am singing  a song
I have sung a song
I have been singing  a song

I sung a song
I was singing a song
I had sung a song
I had been singing a song

I will sing a song
I will be singing a song
I will have sung a song
I will have been singing a song

I would sing a song
I would be singing a song
I would have sung a song
I would have been singing  a song

Greeting, one's healt and farwell


GREETING
(salam)

Formal :
Good morning           : selamat pagi
Good afternoon         : selamat siang/sore
Good evening            : selamat sore/malam
Good night                : selamat malam
Good day (american) salam digunakan untuk jam (12.00)

Informal :
Hello,,,,,,,
Hi,,,,,,,,,,
Hi body          : hai bung?
Hi guy/guys,,,
Hi class,,,,,
Hi friend,,,,,
Hi there,,,,
Hi folks          : di pakai untuk tamu
Hi fella/fello    : dipakai untuk rakyat.

“ Asking one’s Healt ”
(menanyakan keadaan)
Formal :
How are you?
How are you to day?

Replied:
I am fine.
I am very well

Informal:
How’s life to day?
Are you Ok?
What’s up ?
How are you doing ?
How’s thing?
How’re thing?
How are you been doing OK?
How are getting on?

Replied :
Wonderfull.
Amazing.
Well.
I’am Ok.
It could be worse.
It couldn’t be better.
Not too bad.
Nothing much.
Every thing’s Gonna be OK.
 Every thing under control.
I’m little bit unwell/sick.

“ Farewell ”
(Perpisahan)
Formal :
It nice talking with you, good bye.
It’s very nice to meet you, bye.
I really  have to go, good bye.

informal:
I’m leaving.
See you later.
Bye bye.
I’m gone. Asta la fista (America latin)
I gotta go.
I’m of aloha (hawai).
It time to go now, see you.
I must be off, chow (mandarin).
I’d better go now see you later.
Good bye..  



Dailly Expression


What have you done?    sudah ngapain aja?
have you taken a bath?  sudahkah kamu mandi?
have you had breakfest ? apakah kamu sudah sarapan?
Have you Prayer? sudahkah kamu sholat?
what are you talking about? kamu sedang ngomong apa?
don't have negative thinking? jangan punya prasangka buruk?
may I join you/ may I follow you? boleh gabung / ikut?
so what?, terus gimana, lantas apa, apa maumu, emang kenapa?
is that so? begitu ya?
Really ? sungguh / bener nih?
are you kidding me? apa kamu bercanda?
Sorry, I didn't mean, / sorry I didn't intend .     maaf saya gak sengaja.
lat's make a chat..! ngobrol yuuk....
let's go hom...! pulang yuuk....!



 

Simple Present


Tensis 16

Waktu/Sifat
SIMPLE
CONTINOUS
PERFECT
PERFECT CONTINOUS
PRESENT
(1)
SIMPLE PRESENT
(2)
PRESENT CONTINOUS
(3)
PRESENT PERFECT
(4)
PRESENT
PERFECT. CONT
PAST
(5)
SIMPLE PAST
(6)
PAST CONTINOUS
(7)
PAST PERFECT
(8)
PAST PERFECT CONTINOUS
FUTURE
(9)
SIMPLE FUTURE
(10)
FUTURE CONTINOUS
(11)
FUTURE PERFECT
(12)
FUTURE PERFECT CONTINOUS
PAST FUTURE
(13)
SIMPLE PAST FUTURE
(14)
PAST FUTURE CONTINOUS
(15)
PAST FUTURE PERFECT
(16)
PAST FUTURE PERFECT CONTINOUS

1.         SIMPLE PRESENT

VERBAL
(+) S + v1 (s/es) + O
(-) S + do/does +v1 + Not + O
(?) do/does + S + V1 + O

Do digunakan untuk subject I, You, They, and We
Does digunakan untuk Subject Se , He, and It dan nama satu orang.

Fungsi Simple Present
v  Habitual Action (kegiatan yang sering dilaksanakan)

e.g:      I sleep everyday (saya tidur setiap hari )
you eat rice averiday (kamu makan nasi setiap hari )
v  General Truth (kebenaran umum)

e.g:      fire is hot.
 sugar is sweet.

Time Signal
v  Everyday (setiap hari)
v  Olways (selalu)
v  Saldom (jarang)
v  Never (tidak pernah)
v  Often (sering)
v  Hardly ever (hampir tidak pernah)

Penggunaan “s or es”
Apabila kata kerja berakhiran “ ch, sh, ss, x, z dan O ” maka harus di tambah “es”. Apabila kata kerjanya berupa huruf “Y” dan huruf sebelumnya berupa huruf hidup, maka harus ditambah dengan “s”
tapi apabila sebelum huruf Y berupa huruf mati, maka huruf Y diganti dengan “i” dan ditambah dengan “es”.

Example
# Watch ---- watches                       * pray ~ prays
# Wash ---- washes                                     * play ~ plays
# Kiss ---- kisses
# Mix ---- mixes
# Quiz ---- quizes
# Go ---- goes
@ study ~ studies


Example
+) I speak English
- ) I don’t speak English
?) do I speak English???

Introgative with answer Positive
do I speak English? Yes,you speak English.
does she speak English? Yes, she speaks English.
does he speak English? Yes, he speaks English.

Introgative with answer negative
- Do I speak arabic? no,you do n’t, but you speak English.
- do you speak arabic? no, I do n’t, but I speak English.
- does she speak arabic? no, she doesn’t, but she speaks English.
- does he speak arabic? no, he doesn’t, but he speaks English


KALIMAT NOMINAL
(+) S + Is, am, Are, + ANA (adjective, noun, adverb)
(-) S + Is, am, Are, + not + ANA
(?) Is, am, are, + S +ANA + ?

Is ”     for suject She, He, It
“ am ”  for Subject I
“ are ”  for subject You, they,we

Question Word Simple Present
e.g: I  Speak English
       S     V          O
S :       who+V1 (s/es) + O+? (asking subject person)
who speaks English?
V :       what + do/does + S + do +? (asking Verb)
what da I do?
O :       what + do/does + S + V1+? (asking Object)
what do I do?

Kamis, 27 September 2012

Tensis

BELAJAR TENSES/ SENTENCE

1.        Pengertian Sentence
is a Group of words consists S , V and O and has complate meaning. Yaitu kumpulan dari beberapa kata yang mengandung S, P dan O (dalam bahasa indonesia) / S + Verb + Object (dalam bahasa inggris) serta memiiki makna yang komplit.
e.g: I eat Fruit. (saya makan buah)
I study enghlish (saya belajar bhs inggris)

Sentence beda dengan Clausa, kalau Clausa adalah susunan kata yang hanya terdiri dari S dan P .(S dan Verb)  
e.g :     I eat (saya makan)
           I go (saya pergi)

2.        Pembagian Sentence
Sentence di bagi menjadi 2:
1. Verbal
2. Nominal
Verbal yaitu kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. e.g : eat, go, pray, study ect….. Nominal adalah kalimat yang predikatnya bukan berupa kata kerja, akan tetapi berupa kata sifat (Adjective), kata benda (noun) kata keterangan (adverb)

Kata Sifat (adjective).
e.g : beautiful, prety, happy, smart, clever, ect….

Kata Benda (noun).
e.g: table, pen, eraser, bag. Dan segala bentuk profesi.

Kata keterangan (adverb)
1. Keterangan waktu (time). e.g at 7 o’clok, next week, last month, ect….
2. Keterangan tempat (Place). e.g  at home, at school, at office, ect,,
3. Keterangan cara (Manner). Adj + ly. e.g. slowly, fast, well, ect….

Tenses ada 16
Waktu/Sifat
SIMPLE
CONTINUOUS
PERFECT
PERFECT CONTINUOUS
PRESENT
(1)
SIMPLE PRESENT
(2)
PRESENT CONTINUOUS
(3)
PRESENT PERFECT
(4)
PRESENT
PERFECT. CONT
PAST
(5)
SIMPLE PAST

(6)
PAST CONTINUOUS

(7)
PAST PERFECT

(8)
PAST PERFECT CONTINUOUS
FUTURE
(9)
SIMPLE FUTURE
(10)
FUTURE CONTINUOUS
(11)
FUTURE PERFECT

(12)
FUTURE PERFECT CONTINUOUS
PAST FUTURE
(13)
SIMPLE PAST FUTURE
(14)
PAST FUTURE CONTINUOUS
(15)
PAST FUTURE
(16)
PAST FUTURE PERFECT CONTINUOUS

Rabu, 07 Maret 2012

Pengantar kurikulum


Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dalam proses pengembangan kurikulum, suatu hal lain yang tidak dapat diabaikan adalah pentingnya memahami prinsip-prinsip dan pendekatan yang digunakan.[1] Agar kurikulum dapat berfungsi sebagai pedoman, maka ada sejumlah proses dalam pengembangannya. Dibawah ini akan di uraikan prinsip pengembangan kurikulum.[2]

Pengantar Kurikulum


Kurikulum dan Komponennya

a.              Pengertian Kurikulum
Istilah Kurikulum digunakan pertama kali dalam dunia olah raga pada zaman Yunan kuno, yang berasal dari kata  Kurir dan  kurere. Pada waktu itu kurikulum di artikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Orang mengistilahkannnya dengan termpat berpacu atau tempat berlari mulai  Start sampai finish.[1]
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kurikulum, diantaranya adalah pendapat pengertian kurikulum secara tradisional yang disampaikan  William B. Ragan dalam bukunya “ Modern Elementary Curryculum “  yang mengatakan bahwa kurikulum adalah subjek yang di ajarkan di sekolah atau program studi.[2]
Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya “ Curriculum Plannning” mengatakan bahwa kurikulum adalah keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik langsung di kelas di halaman maupun di luar Sekolah.[3]
Dr. Wina Sanjaya mengatakan dalam bukunya, bahwa terdapat banyak penafsiran terkait istilah kurikulum, namun dari perbedaan penafsiran tersebut ada juga kesamaan, kesamaannya antara lain bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. [4]
Menurut undang-undang nomer 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional di katakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahanpelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan balajar mengajar. Yang dimaksud isi dan bahan pelajaran itu sendiri adalah susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan kegiatan suatu pendidikan yang bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan Nasional.[5]
Dari berbagai konsep yang telah di sebutkan diatas, Pada dasarnya kurikulum memiliki tiga dimensi pengertian, yakni kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar dan kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran.
Kurikulum sebagai mata pelajaran yang harus di tempuh oleh peserta didik merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak  mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan.
Dalam konsep kurikulum sebagai mata pelajaran biasanya erat kaitannya dengan usaha untuk memperoleh Ijazah, ijazah sendiri menggambarkan kemampuan. Artinya, apabila siswa telah berhasil mendapatkan Ijazah, berarti ia telah menguasai pelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah berlaku. Kemampuan tersebut tercermmin dalam nilai yang setiap mata pelajaran yang terkandung dalam ijazah itu. Siswa yang belum memiliki kemampuan atau mendapatkan nilai yang sesuai dengan standar tertentu tidak akan mendapatkan ijazah, walaupun mungkin saja mereka telah mempelajari kurikulum tersebut. Dengan demikian kurikulum berorientasi kepada isi atau materi pelajaran (content oriented).
b.             Komponen-Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu disiplin ilmu yang di dalamnya ada beberapa komponen yang tersusun sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Adapun komponen-komponen kurikulum itu adalah tujuan, isi suatu materi, proses penyampaian materi dan media serta evaluasi.
1)              Tujuan
Dalam pengajaran atau kurikulum, tujuan mempunyai peran yang sangat penting, dapat dibayangkan jika suatu program tidak punya tujuan yang jelas, tentutnya akan terjadi disorientasi. Maka tujuan kurikulum ini penting sekali untuk membawa kegiatan pengajaran sesuai dengan yang di inginkan, dan nantinya juga akan berpengaruh memberi warna pada komponen kurikulum yang lainnya. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal. Pertama, perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua didasari oleh pemikiran-pemikiran dan trearah pada nilai filosofis, terutama falsafah Negara. Dalam tujuan ada beberapa kategori didalamnya, sebagaimana pada umumnya, ada tujuan umum, tujuan kusus, tujuan jangka panjang, jangka menengah dan tujuan jangka pendek [6].
Tujuan umum disini adalah tujuan jangka panjang, sedangkan tujuan kusus adalah tujuan jangka pendek. Tujuan-tujuan kusus dijabarkan dari sasaran-sasaran tujuan pendidikan yang bersifat umum, yang biasanya abstrak dan luas, menjadi sasaran-sasaran konkret, sempit dan terbatas. Dalam pembelajaran dikelas tujuan kusus lebih di utamakan, karena lebih jelas dan mudah pencapaiannya.     
2)               Bahan ajar
Bahan ajar adalah semua yang akan di jadikan referensi dalam pengajaran, baik dari lingkungan, buku, media atau pemikiran-pemikiran dan lain sebagainya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Banyak bahan ajar yang bisa digunakan dalam pembelajaran, tergantung pelajaran yang ingin disampaikan, terutama dari lingkungan sekitar. Inilah tugas utama seorang guru, bagaimana menciptakan lingkungan sekaligus sebagai sumber belajar, yang nantinya anak didiknya bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan mengambil pelajaran darinya.
Dalam pembentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak terlepas dari filsafat dan teori pendidikan yang dikembangkan. Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis, dan sistematis dalam bentuk teori, konsep, generalisasi, prinsip, prosedur, fakta, istilah, ilustrasi, difinisi dan preposisi.[7]
Pertama adalah Teori ,yaitu seperangkat konstruk difinisi, yang saling berhubungan yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikkan hubungan-hubungan antara variable-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Kedua Konsep, yaitu suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kehususan-kehususan merupakan difinisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Ketiga Generalisasi, yaitu, kesimpulann umum berdasarkan hal-hal yang khusus yang bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian. Keempat Prinsip,  yaitu ide utama pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan beberapa konsep. Kelima Prosedur, yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam mata pelajaran yang harus dilakukan oleh peserta didik. Keenam Fakta, yaitu sejumlah informasi khusus dalam materi yang di anggap penting, terdiri dari terminology, orang, dan tempat kejadian. Ketujuh Istilah, yaitu perbendaharaan kata yang baru dan kusus yang akan di perkenalkan dalam materi. Kedelapan  Ilustrasi, yaitu hal atau proses yang bertujuan untuk memperjelas uraian atau pendapat. Kesembilan Difinisi, yaitu pengertian dari suatu hal/kata dalam garis besarnya. Terakhir  Preposisi, yaitu kata yang digunakan untuk menyampaikan mata pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Dalam pandangan filsafat, ada dua versi mengenai bahan ajar/pembelajara. Yaitu filsafat progrewsivisme dan filsafat konstruktivisme. Materi pelajaran yang didasarkan pada fislafat progresivisme, akan lebih memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan kehidupan peserta didik. Oleh karena  materi pelajaran harus di ambilkan dari dunia peserta didik  atau oleh peserta didik itu sendiri. Kemudian materi pelajaran yang di dasarkan pada filsafat konstruktivisme akan dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tema-tema dan topik-topik yang di angkat dari tema-tema sosial yang krusial, misalnya tentang ekonomi, sosial bahkan tentang alam.
Terlepas dari pandangan filsafat. Prof DR. Nana Syaodih lebih mengetengahkan sekuens susunan materi pelajaran, ada beberapa cara untuk menyusun sekuens bahan ajar, yaitu:[8]
a)          Sekuens Kronologis, susunan materi pembelajaran yang mengandung urutan waktu.
b)        Sekuens Causal , susunan materi pembelajaran yang mengandung hubungan sebab akibat.
c)        Sekuens structural, susunan materi pembelajaran yang mengandung strutur materi
d)   Sekuens logis dan psikologis, sekuen logis merupkan sususnan materi pembelajaran yang di mulai dari bagian menuju keseluruhan, dari sederhana menuju yang komppleks, sedang sekuens psikologis sebaliknya, dari yang keseluruhan menuju yang bagian-bagian, dari yang kompleks menuju yang sederhana. Menurut sekuens  logis, materi pembelajaran disusun dari yang nyata ke abstrak, dari benda ke teori, dari fungsi ke struktur dari masalah bagaimana kemaslah mengapa.
e)        Sekuens spiral, yaitu susunan materi pembelajaran yang dipusatkan pada topic atau bahan tertentu yang popular dan sederhana, kemudian diperdalam, dikembangkan dan diperluas dengan bahan lebih kompleks.
f)        Sekuen rangkaian kebelakang, dalam sekuens ini pembelajaran dimulai dengan langkah ahir dan mundur kebelakang.
Sekuens berdasar pada hierarki belajar, prosedur pembelajaran dimulai dari menganalisis tujuan-tujuan yang ingin dicapai, kemudian dicari suatu hierarki urutan pelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi tersebut. Hirarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa mula-mula yang harus dikuasai peserta didik, berturut-turut sampai dengan perilaku terahir.
3)               Strategi Pembelajaran
Menurut Prof. DR Nana Syaodih, penyusunan sekuens bahan ajar berkaitan erat dengan strategi atau metode mengajar. Pada waktu guru menyusun bahan ajar, maka ia juga harus memikirkan strategi pengajarannya, mana yang pas untuk menyampaikan materi yang seperti itu.
 Telah dijelaskan di atas bahwa menurut pandangan filsafat dan teori pendidikan yang menlandasi kurikulum ada perbedaan dalam menentukan tujuan dan materi, tentunya hal itu juga ada konsekwensinya tersendiri dalam  mengatur strategi pembelajarannya.[9] Apabila yang menjadi tujuan dalam pembelajaran adalah penguasaan informasi, intelektual sebagaimana yang dikembangkan oleh pendukung filsafat klasik dalam rangka pewarisan budaya ataupun keabadian, maka strategi yang digunakan di gunakan lebih banyak berpusat pada guru, dalam artian peserta didik akan lebih banyak pasif. Metode yang didgunakan pada umumnya bersifat panyajian (ekspositorik), sacra masal, seperti seminar atau ceramah, selain itu pembelajaran lebih bersifat tekstual.
Menurut kalangan filsafat progresivisme, yang seharusnya lebih aktif dalam menentukan materi belajarnya dan tujuannya adalah siswa itu sendiri sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Pendidikan enderung bersifat kontekstual, metode yang digunakan bukan lagi bersifat masal, ceramah, akan tetapi lebih bersifat individual, langsung dan memanfaatkan proses dinamika kelompok (kooperatif).
4)               Media Pengajaran
Media merupakan sarana perantara dalam dalam pengajaran. Media digunakan agar isi kurikulum lebih mudah untuk di pahami. Ketepatan pemilihan media oleh guru akan membantu siswa untuk lebih cepat memahami pelajaran yang di sajikan.[10] Media pengajaran juga merupakan segala macam bentuk perangsang dan  alat yang  disediakan oleh guru untuk mendorong semangat peserta didik.[11]
Rowntree mengelompokkan media pembelajaran menjadi lima, interaksi insane, realita, pictorial, simbol tertulis, dan rekaman suara.
a)    Interaksi insane, media ini merupakan komunikasi langsung, dalam komunikasi itu, kehadiran suatu fihak tidak disadari mempengaruhi yang lainnya. Interaksi insane bisa berlangsung melalui verbal dan non verbal.
b)       Realita, merupkan bentuk perangsang nyata, seperti orang, binatang, benda-benda, dan sebagainya yang di amati siswa.
c)         Pictorial, media ini menunjukkan berbagai bentuk variasi gambar dan diagram nyata ataupun simbol, bergerak atau tidak, dibuat di atas keratas, kaset, disket, dan media lainnya.  
d)        Simbol tertulis, simbol tertulis bersifat umum, namun tetap efektif. Ada beberapa macam media simbol tertulis, seperti buku teks, buku paket, paket  program belajar, modul dan lain sebagainya.
e)         Rekaman suara, rekaman suara ini bisa disajikan dalam berbagai bentuk, bisa di sajikan sendiri atau di gabung dengan pictorial.
5)                 Evaluasi   
Komponen terahir adalah evaluasi. Menurut bahasa evaluasi berasal dari bahasa inggeir, evaluation, yang berarti nilai atau harga. Menurut etimologi, evalasi berarti kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan atau obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya di bandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan.[12]  
Evaluasi di tujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan pengajaran secara keseluruhan. Tiap pelajaran akan memberikan umpan balik, demikiam juga dalam pencapaian-pencapaian tujuan-tujuan belajar dan proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan.[13]
Ada dua hal yang perlu untuk di evaluasi, yaitu evaluasi hasil belajar mengajar dan evaluasi pelaksaan pembelajaran.
1)   Evaluasi Hasil Belajar – Mengajar. [14]
Evalauasi belajar – mengajar ini di artikan sebagai  evalauaasi untuk mengukur/menilai keberhasilan penguasaan siswa atau tujuan-tujuan khusus yang telah di tentukan. Dalam evaluasi ini di susun butir-butir soal untuk mengukur pencapaian tujuan-tujuan yang telah di tentukan. Untuk tujuan khusus minimal disusun satu butir soal. Menurut lingkup luas bahan dan jangka waktu belajar  di bedakan dua hal, evaluasi formatife dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif di gunakan untuk menilai penguasaan siswa terhadp tujuan-tujuan belajar ssiswa dalam jangka waktu yang relative pendek.  Tujuan utama dari evaluasi formatif tidak lain hanyalah untuk menilai proses pelaksanaan pengajaran. Hasil evaluasi formatif ini selanjutnya digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Evaluasi sumatif ditujukan untuk menilai pengusaan siswa terhadap tujuan-tujuan yang bersifat luas, sebagai hasil usaha belajar dalam jangka waktu yang panjang.
2)   Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran.
Komponen yang di evaluasi dalam pengajaran, bukan hanya hasil belajar – mengajar, tetapi keseluruhan pelaksanaan pengajaran, yang meliputi evaluasi komponen tujuan mengajar, bahan penajaran (yang menyangkut sekuen bahan ajar), strategi dan media serta evaluasi pengajaran itu sendiri.



[1] Wina sanjaya , Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Kencana 2009 ), hal. 3
[2] Hendyat Soetopo, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum  (Jakarta: Bumi Aksara 1993), hal. 12
[3] Ibid, hal. 12
[4] Op,Cit, hal. 4
[5] Hendyat Soetopo, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum  (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hal. 8
[6] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung : PT Remaja Rosyda Karya, 2010), hal.103
[7] http://akhmadsuajat,wordpress,com Posted on
[8] Op,Cit, hal. 106
[9] http://akhmadsuajat,wordpress,com Posted on
[10] Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1996),  hal. 4
[11] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja Rosyda Karya, 2010), hal. 108
[12] Nik Haryati, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 72
[13] Op,Cit, hal. 110
[14] Ibid, hal. 112